3.1. Karangan Induktif tentang :
PERANAN BAHASA INDONESIA TERHADAP
PENGEMBANGAN IPTEK DI ERA GLOBALISASI
Di
dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau
harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik,
ekonomi, maupun komunikasi. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam
perkembangannya sangat perlu lah di perhatikan jangan pernah mensepelekan
bahasa dalam perkembangan di era globalisasi karna hal tersebut akan berdampak
pada kehidupan, baik dalam sikap,moral, dan pola pikir manusia yang sebagai
user dari teknologi yang ada
Menurut
Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)
iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam
struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu
sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir
dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Peningkatan
fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini,
peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
Namun,
seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru banyak halangan sehingga
menimbulkan. Pemikiran pesimis pun justru datang. Dapatkah bahasa indonesia
menjadi bahasa iptek dan punya kemampuan yang konsisten tersendiri di dalam
arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam
mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika?
Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika
itu?
Akan
tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya
belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak,
pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau,
kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat
sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).
Melihat
persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya
pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini
–disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Pembelajaran
bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak,
berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari
setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, mahasiswa dilatih mengingat,
memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu,
mahasiswa juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya.
Melihat
persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya
pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini
–disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar