Karakteristik Organisasi Informal
Kelompok kerja informal,
dalam usahanya yang terus menerus untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan para
anggotanya, memiliki sekumpulan karakteristik yang khusus. Pengetahuan tentang
bagaimana para anggota suatu organisasi dipengaruhi oleh karakteristik –
karakteristik tersebut, akan memudahkan kita dalam mempelajari perilaku
kelompok. Berikut ini adalah uraian tentang beberapa karakteristik khusus
kelompok atau organisasi informal :
1. Standar
perilaku. Seperti halnya masyarakat
umum yang mengembangkan hukum, pantangan dan kepercayaan tentang petunjuk yang
salah dan benar, organisasi informal juga melakukannya. Orang – orang dalam
kelompok cenderung mempunyai pola berpikir dan bertindak yang serupa, dan terus
mengarah pada penyebaran nilai – nilai dan norma – norma tertentu. Suatu norma adalah standar perilaku yang
ditetapkan oleh kelompok. Standar perilaku tersebut biasanya tidak tertulis,
tetapi sering diungkapkan secara lisan. Bila seorang anggota melanggarnya,
kelompok akan menghukum dia dalam bentuk tekanan social, pengasingan atau
barangkali dengan hukuman phisik. Sebagai contoh, kelompok pekerja yang
mempunyai kebiasaan menggunakan waktu satu setengah jam untuk makan siang, akan
menekan anggotanya yang mencoba untuk mengikuti peraturan organisasi yang hanya
member waktu satu jam. Beberapa standar perilaku kelompok dirancang untuk
melindungi para anggotanya untuk menghadapi bahaya nyata atau yang masih
dibayangkan dari luar kelompok, terutama dari manajemen atasan mereka. Tetapi
norma kelompok informal tidak selalu negatif. Ada norma yang positif seperti
tentang produktivitas yang tinggi, hubungan kerja yang baik, dan kualitas.
Dalam masalah ini tugas – tugas manajemen menjadi lebih mudah. Kelompok
informal, yang di satu sisinya disebut “pembuat kesukaran”, di sisi lain
membantu manajemen dalam menanamkan disiplin.
2. Tekanan
untuk menyesuaikan diri. Telah
dibahas di atas bahwa kelompok informal memberikan tekanan pada anggotanya
untuk menyesuaikan diri dengan norma – norma kelompok. Tetapi menagapa mereka
bersedia menyesuaikan diri ? seperti telah disbeutkan keinginan manusia untuk
memiliki, dan diterima adalah sangat besar. Oleh sebab itu orang cenderung
untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Dan selama hal membantu
mereka untuk memenuhi kebutuhannya, mereka akan tetap menerima dan mengikuti
norma – norma kelompok. Bahkan bila seseorang tidak setuju dengan suatu standar
perilaku, dia cenderung mengikuti standar saja standar itu, karena dia tetap
ingin diakui oleh anggota lainnya. Organisasi informal mempunyai alat – alat
yang efektif untuk menghukum anggotanya tidak mengikuti norma – norma kelompok,
yaitu “pengasingan”. Contoh seorang pekerja yang berproduksi melebihi standar
yang telah ditetapkan, mungkin akan diasingkan, teman sekerjanya akan berhenti
berbicara dengannya, kesempatan sosialnya dibatasi atau mereka akan
menghentikan bantuan, bila dia menemui masalah. Tetapi bagaimanapun juga, tidak
dapat diasumsikan bahwa setiap orang selalu akan menyesuaikan diri atau
mentaati norma – norma kelompok informal. Hal ini sangat tergantung besar
kecilnya daya tarik kelompok terhadap anggotanya. Apabila kerugian akibat norma
– norma kelompok lebih besar daripada manfaat kenaggotaan kelompok, orang akan
memilih untuk tidak mentaati norma – norma kelompok tersebut. Bila orang –
orang mempunyai alternative sumber kepuasan yang lain, maka kemampuan kelompok
untuk memaksakan norma – normanya menjadi lemah.
3. Kepemimpinan
informal. Pemimpin yang ditunjuk
dalam organisasi informal diikuti, karena langsung atau tidak langsung, dia
mempunyai kekuasaan untuk menyingkirkan mereka yang tidak mematuhi perintahnya.
Timbul pertanyaan, mengapa para anggota mengikuti dia ? walaupun pemimpin
informal tidak mempunyai kekuasaan formal. Pemimpin informal tampil dari
kelompok dan membimbing serta mengarahkan melalui kepercayaan dan karismanya
untuk mempengaruhi. Anggota – anggota mengikutinya karena menyadari kebutuhan
akan kepemimpinan. Merekatahu seseorang yang memimpinnya. Seringkali ada lebih dari
satu yang berbeda – beda. Seseorang mungkin berfungsi untuk menjaga
keharmonisan intern, dan seseorang lain berperan sebagai “penghubung” dengan
manajemen. Pada umumnya pemimpin organisasi informal timbul dari situasi
tertentu. Seseorang yang dengan kecakapan tertentu mampu mengatasi suatu
situasi tertentu tersebut, akan tampil sebagai pemimpin. Kepemimpinan dalam
organisasi informal adalah “situasi yang sangat bergantung”. Seseorang disebut
pemimpin sepanjang dia masih diikuti. Bila karena beberapa alas an seorang
pemimpin melakukan sesuatu yang tidak diinginkan kelompok, mereka tidak
mengikutinya lagi. Oleh karena itu pemimpin harus selalu memuaskan anggotanya.
Dia harus memperjuangkan harapan kelompok, menyesuaikan diri dengan norma –
norma kelompok, atau aktif memimpin kelompok sesuai kebiasaan para anggota.
4. Sistem
status. Pada saat manusia membentuk
suatu kelompok, mereka mulai mengenal perbedaan status. Status adalah perbedaan
kedudukan sosial suatu kelompok. Status merupakan sesuatu yang sangat penting
bagi seseorang, karena status mencerminkan peranan penting dalam interaksi
antar para anggota dalam kelompok.
Status
seseorang dalam suatu organisasi tergantung pada dua faktor, yaitu faktor
ekstern dan intern. Faktor ekstern adalah segala sesuatu yang dibawa seseorang
ke dalam organisasi, misal : jenis kelamin, pendidikan, umur, senioritas, latar
belakang, dan kepribadian. Sedang faktor intern adalah yang ditentukan oleh
pekerjaan atau jabatannya dalam organisasi seperti jenis pekerjaan, upah atau
gaji, lama kerja, dan sebagainya. Seorang insinyur sebagai eksekutif dengan
gaji tinggi dan dibayarkan bulanan akan mempunyai status yang lebih tinggi
daripada pelaksana yang bergaji lebih rendah dan dibayarkan per hari. Akhirnya,
symbol – simbil organisasi seperti tempat parker, sekretaris, dan lokasi kantor
juga menentukan status seseorang.
Atas
dasar statusnya, pekerja – pekerja menciptakan suatu struktur sosial informal.
Struktur ini ini akan mempunyai bermacam – macam hubungan yang memadukan faktor
– faktor ekstern dan intern di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar